teks

"Terkadang ada kesenangan yang ingin dibagi, sesekali kesedihan ingin dimengerti, suatu saat ada pula resah yang ingin berkisah"

My Social Media

alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Recomendasi Iklan

Selasa, 02 Desember 2014

Ibuku.., tentang masa depan

Saya terlahir dari rahim seorang ibu, Ibuku menyelesaikan sekolah setinggi yang beliau bisa, setiap pagi (setelah memastikan sarapan untuk anak-anaknya tercukupi), ibu berangkat ngajar, ibu adalah seorang guru di salah satu sekolah negeri. Sekitar pukul 11-12 siang,  ibu biasa sudah berada di rumah untuk menemani anak-anaknya sekedar nonton tv atau membaca dan berada di satu meja makan di malam harinya...
Sehari-hari ibu hanya mengurus kami, ketiga anaknya.

Itu ibuku...
Perempuan hebat yang aku hormati dan sangat ku kagumi...

Ibuku hanya lulusan S1, ibu tidak sehebat seperti atta. Tapi ibu selalu menanamkan nilai pendidikan dengan baik pada ketiga anaknya. Ajaran ibu (dan pastinya atta) terhadap nilai pendidikan begitu berbekas, Dari situ aku sadar, Ibu mengajarkan kami untuk menjadi sosok seperti atta. Seorang pekerja intelektual berdasarkan nilai pendidikan. Walau secara langsung, ibu tak pernah mendikteku untuk mau jadi apa, tapi ibu pernah berpesan agar aku bisa meraih mimpiku setinggi-tingginya, karena untuk bisa hidup lebih baik kan dibutuhkan modal, dan pendidikan adalah bekal yang baik untuk mengubah hidup. Tapi di beberapa kesempatan, Ibu juga mengerem beberapa keinginan liarku (sebut saja seperti ingin melanjutkan sekolah di kota orang), ibu mengajarkanku bahwa sebagai seorang laki-laki, menjadi kehangatan bagi keluarganya tetap menjadi yang utama. Percuma semua gelar tercapai, karir dihormati tapi oleh anak sendiri tak didoakan.

Itu menurut ibuku.


"Jadi, sebenernya kamu maunya bgaimana?" Ujar ibu ketika mengajakku berbincang mengenai rencana masa depan pasca kelulusan kuliahku,

"Umm, yang jelas sy mau kerja bu."

lucunya, atta yang biasanya tidak pernah ikut campur, mendadak nimbrung obrolan kami..
"Ambillah S2 mu, kembalilah bersekolah lalu kerja sesuai latar belakang pendidikan kamu.


disitu sy sadar betul, saya memang benar-benar anak mereka. :))

Sy orang Enrekang dan Makassar itu yang ada pada darah saya,.. Nilai yang ada pada darah saya itu yang penting kerja.. Kerja apapunlah. Bukan hanya tentang mencari uang.. saya tidak mau dengan dalih 'sudah memiliki uang' itu bisa menjadi alasan untuk tidak kerja. Kerjalah walau hanya 3-5 jam sehari, miliki kegiatan; sekecil apapun penghasilan yang saya hasilkan. Kerja tidak melulu tentang materi, apalagi untuk laki-laki, jangan takut, yang terpenting dari semua adalah berkegiatan dan berkarya.