teks

"Terkadang ada kesenangan yang ingin dibagi, sesekali kesedihan ingin dimengerti, suatu saat ada pula resah yang ingin berkisah"

My Social Media

alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Recomendasi Iklan

Senin, 21 Desember 2020

Terimakasih Mah

Hiiii Mah
Apa kabar mama disana...
18 tahun sudah...

Mah, Kita memang belum kenal secara personal, tapi entah kenapa sy sangat merasa dekat dngan mama, saya bisa merasakan kasih sayangnya mama, dari cerita2 anak mama saya merasa sangat kenal dekat dengan mama. Saya ingat awal pertama ketemu mama sehari setelah akad nikah, dia yang dengan antusiasnya mengenalkan kita mah, menyiapkan kembang untuk menghias rumah mama, bahkan sampai saat sekarang dia slalu semangat klo bercerita tentang mama. 

Mah tau tidak.? dia slalu berpikir mah klo cuma dia yg paling sayang sama mama, ternyata ada yg lebih sayang lagi yaitu Allah. 

Dia sudah berjuang sembuh dari trauma itu mah, sudah mulai berdamai dengan keadaan, mulai mengerti ada hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita beli, karena sudah menjadi ketetapanNYA. 

Mama tidak usah khawatir, dia sudah ada saya kok mah, yang akan slalu jagain dia. Mama tinggal jagain kita dari surga ya. 

Terimakasih ya mah udah ngelahirin dan membesarkan dia, apa2 yg kurang dariku dia slalu melengkapi mah, apa2 yang tidak kupunya dia juga tdk pernah menuntut, bahkan klo sy ada salah dia slalu menegur dengan baik, ya walau terkadang sedikit cerwet sih haha. 

Alasan apa yang  membuat saya tidak bersyukur memiliki anak mama.?? Sekali lagi terima kasih mah, terima kasih telah melahirkan dia untuk melengkapi hidup saya. 


Bahagia dan tenang disana ya mah. Kami janji mah akan slalu menyapa mama disetiap sholat kami. Kami sungguh sangat amat benar2 sayang sm mama, sampai ketemu nanti ya mah. 

SELAMAT HARI IBU, MAH... :*

Senin, 16 November 2020

Rumah

Keinginan saya sederhana. Saya ingin menciptakan rumah untuk keluarga saya, tempat pulang untuk mereka. Sebuah keinginan sederhana, untuk keutuhan keluarga.

Menciptakan rumah yang bukan hanya sekedar bangunan kokoh bertembok, beratap dan berpagar. Lebih dari itu. 

Mungkin beberapa orang mengartikan rumah hanya sebatas bangunan tempat tinggal. Hanya sebagai tempat untuk memejamkan mata. Tempat untuk mengambil barang yang tertinggal untuk kemudian pergi lagi.

Merasa kosong, sepi, bahkan ketika rumahnya ramai. Merasa tidak terlalu butuh untuk kembali ke tempat biasa berganti pakaian yang sudah mulai lusuh. Merasa bahwa masalah tidak akan berkurang, hanya karena berbaring di situ. 

Alangkah sedih dan lelahnya manusia bila ia sedang kalut2nya ia tidak tau ke mana ia harus mencari penghiburan, atau ketika merebah tubuh hanya untuk sementara tanpa meninggalkan rasa apa2.

Mereka2 ini tidak tau di mana hatinya tinggal. Atau mungkin mereka tau, tapi saat itu, hatinya tidak tergapai. Tidak pernah merasa benar2 pulang ke tempat yang semestinya ketika sedang berada di rumah, tempat yang meringankan beban walau tidak mengurangi masalah. 

Bagi saya, rumah lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal. Rumah adalah tempat nyaman berisi orang2 yang disayang. Tempat pulang untuk melepas lelah, tempat yang menjadikan hidup lebih baik, walau dengan masalah yang sama.

Nantinya saya berharap rumah yang saya ciptakan adalah tempat berkumpulnya keluarga kecil yang membangun rasa nyaman di hati. Tidak peduli itu walau hanya rumah yang sederhana, tidak bertingkat, tidak berlantai marmer, jendela tidak menghadap bukit, tapi selalu menjadi tempat saya, istri dan anak2 saya nantinya selalu merasa nyaman. 

Rumah yang rapi dan enak dilihat, rumah yang ramah dan hangat penuh cinta. Rumah yang menyenangkan juga menenangkan.

Setidaknya, mereka selalu benar2 merasa pulang, lelah tersalurkan, rindu tersampaikan dan dapat menemukan hatinya ketika sedang berada di rumah. 


Banyak dari orang2 yang mengenal kata Rumah, tapi tidak mengenal kata Pulang. Karena bagi mereka, pulang hanya untuk berseka dan tidak menemukan hatinya di Rumah. 

Jangan lupa merapikan diri sendiri ketika selesai merapikan rumah yang berdiri.

Bissmillahirrahmanirahim. 

Senin, 20 April 2020

Membuat Nyaman dan Risih Lawan Bicara Ternyata Semudah Itu

Kalian pernah memiliki kenalan yang mungkin hidupnya pahit sehingga setiap kita sharing keputusan maupun rencana dalam hidup ia akan selalu menanggapi dengan pernyataan negatif?

X : “sudahka order baju di shop...”
Y : “hmm, jelek-jelek modelnya di sana..”

padahalkan ini perkara selera

X : “coba deh staycation di hotel sana..., bgus kyaknya”
Y : “bgaimana nda bagus, harganya sja mahal.”

padahal ya yang keluar uang kita juga..

X : “weekend sekali-kali ke pantailah....”
Y : “deehh pantai, di sana ituuh ya cuma pantaiji, ndadami yang menarik lainnya.”

lagi-lagi, yang bayarkan juga bukan dia.

X : “mau lanjut sekolah lagi, bukan buat karir memang, tapi karena ego sendiriji"
Y : “deeehh, habis2in waktu saja”

otak yang dipake otak kita, waktu yang kebuang juga waktu kita.

X : “langganan paket internet provider yang itu, ada paket unlimitednya”
Y : “ribetttt woy.. provider yg itu ribett sekali daftarnya.”

kebutuhan juga, kebutuhan kita.

Familiar?
Atau malah, secara tidak sadar kita sendiri juga memperlakukan orang seperti itu? Mudah menanggapi rencana dan pilihan seseorang dengah hal negatifnya?

Terlepas dari niatnya yang memang memberikan tanggapan dan anggapan jujur mengenai hal yang kita maksud, tapi buat saya, hal terbaik yang bisa diberikan lawan bicara adalah tanggapan yang baik untuk hal netral, apalagi untuk hal baik, dan bukan sebaliknya.

Pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan bisa disampaikan sebagai bentuk sharing yang tidak perlu menjatuhkan sebuah pilihan. Terlihat simpel, tapi sering terlupakan bagi kita yang terbiasa dengan blak-blakan juga kejujuran.

Berlindung di balik “Mending jujur daripada fake.”

Walaaaah,
Ada yang terlupa bahwa jujur tidak selalu identik dengan kepalsuan, bahwa menghargai pilihan, sekontra apapun dengan yang kita ambil, tetap bukan sebuah kepalsuan melainkan pengendalian diri untuk menjadi manusia yang nyaman untuk diajak bercerita.


X : “InsyaAlah Doottt, tahun depan nikahma, doakan nahh .”
Y : “yayaya Alhamdulillah, Tapi ingat nah, masalah berumah tangga itu beda dengan masalah pacaran, jadi kalau mau maju lebih jauh, pastikan dlu paham apa yang bakalan terjadi ke depannya..”

 
X : “bulan depan rencana mau traveling ke kota inii sendirian, rencana saya mau nonton langsung laga PSM makassar away jg dsana”
 Y : “wuihhh!! akhirnya, btw, kota itu tingkat kriminalitasnya tinggi, apalagi untuk solo traveler. hati-hati saja di sana, atau kalau mau ganti destinasi banyak kota yang lebih ramah dan nyaman.”

 
X : “coba deh makan di cafe yang disana, kayaknya enak makanannya.”
Y : “tempatnya bagusssss.. makanannya biasa, tpi kalau kamu cari suasana dan mau foto-foto, bisalah.”

Menghargai keputusan seseorang semudah itu seharusnya.!!

Semoga kita selalu dihindari dari masuk ke golongan orang-orang yang malas diajak diskusi karena selalu menyanggah pernyataan tanpa melihat konteks keseluruhan.