teks

"Terkadang ada kesenangan yang ingin dibagi, sesekali kesedihan ingin dimengerti, suatu saat ada pula resah yang ingin berkisah"

My Social Media

alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Recomendasi Iklan

Rabu, 21 Desember 2016

apa kita sudah sayang dengan ibu?

Setiap tanggal 22 Desember kita smua memperingati Hari Ibu, hari dimana kita diingatkan kembali untuk menyayangi ibu, wanita yang telah merawat dan membesarkan dengan penuh cinta. Jika ada ungkapan tak ada pengorbanan yang lebih besar daripada pengorbanan seorang Ibu, maka itu benar adanya.

Lalu pertanyaannya, apakah kita sudah sayang dengan Ibu? kalau memang iya

"Apa makanan favorit Ibu?"

"Kapan trakhir kalinya kita makan bersama Ibu?"

"Apa topik terakhir yg kita bicarakan dngan Ibu?"

"Kapan terakhir kalinya kita tertawa bareng Ibu?"

"Apa kita pernah bilang ke Ibu bahwa kita mencintai dia?"

"Trus, Apa yang membuat Ibu bahagia?"

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membayar semua pengorbanan para Ibu? Tak ada hadiah mahal yang bisa membayar semua pengorbanan Ibu, bahkan jika kita bisa membeli gunung sekalipun. Dan jangan salah, Ibu tidak pernah meminta kita untuk  membayar semua cinta yang telah diberikannya sejak kita masih ada di dalam perutnya. Ibu hanya meminta kita untuk menyayanginya.

Tak dipungkiri sebagai seorang anak terkadang kita lupa bahwa ada seseorang yang dengan perasaan cemas selalu menunggu kita pulang ke rumah. Sibuk kerja menjadi alasan untuk tidak meluangkan waktu sebentar saja berbicara dengannya, menanyakan kabar mereka, atau bahkan hanya sekadar bertanya,”Hari ini ibu mau makan apa?”

sesibuk apapun kita bekerja, ada seorang wanita yang harus selalu kita sapa dengan penuh cinta, dia yang selalu menunggu di dalam rumah. Mungkin dia tidak dapat memberikan rumah yang nyaman, tapi percayalah tak ada rumah yang lebih nyaman dari rumah yang didalamnya terdapat seorang ibu yang dengan setianya menunggu kita pulang dan menawari makan.

SELAMAT HARI IBU 😊

Selasa, 01 November 2016

bukan pemuja rahasia

Hey kamu...,

Wanita yg punya dunianya sendiri..,
Wanita yg paling gak bisa sy ngerti..,
Wanita yg moodnya bisa brubah sekejap dalam sepersekian detik..,
Wanita yg kekonyolannya kadang menyamarkan kepintarannya..,

Salam hangat untukmu..,

Apa yg kamu lakukan itu menghibur dengan kenyamanan yg kamu buat sendiri. Bersikap bisa mengatasi segala hal. Bahkan seolah2 kamu tdak membutuhkan orang lain di sampingmu, yg setia mendengar ceritamu dan tertawa bersamamu.

Kamu bercanda, tertawa, ceria, tak jarang pula kamu bersosialisasi, berkumpul, bergaul, bahkan menjadi pusat perhatian. disitu saya tau kamu bukan seorang pemalu. Kamu mengamati segala hal dan selalu berkutat dengan pikiranmu sendiri. Hingga akhirnya sulit bagimu untuk mempercayai orang lain.

Berhari2 kamu habiskan dengan banyak orang, tapi tdak ada seorang pun yang mudah untuk dapat ngertiin kamu. Hal itu pun terus berlanjut, kamu menyukai duniamu sendiri, merasa aman dengan zona yang kamu bangun sendiri. Tak mempersilahkan orang lain masuk ke dalamnya.

Mereka mengenalmu dengan baik tapi tdak seperti kamu mengenal dirimu sendiri. Kamu terlihat bahagia di luar zonamu, tapi  tak ada yang tau bagaimana kamu didalamnya.

Kamupun tidak mau menghancurkan duniamu begitu saja. Karena menurutmu dunia luar sangat kejam. Kamu berlindung di dalam duniamu, menyusun segala rencana dan menyiapkan semuanya disana.

Tapi pada akhirnya tidak semua orang dapat ngertiin pola pikir dan karakter yang sudah tertanam dalam dirimu. Bahkan beberapa orang yang berusaha untuk masuk mentah2 kamu tolak.

Mereka butuh penjelasan tapi kamu tidak tau apa yang perlu dijelaskan lagi. Kenapa mereka harus tau dan kenapa kamu membuat batasan diri. Siapa yang bisa menjawab? Kamupun tak tau

Kamu begitu mudah mempersilahkan orang lain masuk ke duniamu, tapi kamu tidak ingin mereka mencampuri urusanmu. Disitu jg saya tau kamu selalu berpikir bahwa mereka benar peduli atau hanya ingin tau.

Di lain sisi kamu membutuhkan mereka untuk memahamimu dan mendengarkanmu kan, tapi kenapa? Kenapa kamu selalu membatasi diri? Padahal orang lain ingin menganggap keberadaanmu itu penting bagi mereka.

Mereka butuh kamu ada.

Saya? saya bukan pemuja rahasiamu. Tapi saya terhibur dngan adanya kamu di keseharianku. Terimakasih tlah menjadi pribadi yg telah tampil apa adanya.. dan saya senang kamu bisa  menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri.

Kalau kamu baca tuliasan ini saya cuma mau bilang, jangan pakai jurus itu lagi dehh "Ohhhhh Pale"


Tertanda,
Saya yg selalu memperhatikanmu.

Rabu, 12 Oktober 2016

batasan


Jadi yaa beberapa bulan lalu, Ponsel saya berdering dari nomor  yang tidak saya kenali, dan ketika saya angkat ada orang sok asik berkata “ih.. masa nda kenal?”, sudah pengen saya matiin saja rasanya. Tapi lalu, orang di seberang telepon berkata “Heh yud.. ini ******..”

“Hah? eh… knapa tumben nelpon?”

Hanya itu yang keluar dari mulut saya ketika wanita itu menyebut namanya. Ternyata mantan pacar saya, yang sudah ntah berapa tahun tidak pernah saling bertukar kabar via suara. Kabar yang sampai di telinga kami hanya dari mulut orang lain atau dari update media sosial yang dimilikinya.


“Ganggu tdk? Sorry, ada yang mau ditanyain.. Jadi bgini… *menjelaskan maksud dan tujuan nelpon*..”

lalu saya menjawab semua pertanyaan yg diajukan, masuk akal mengapa dia memilih menelepon saya sih, bukan cari perhatian atau dibalut gula artinya dia kangen ya. Karena memang jawaban dari pertanyaannya ya memang ada di saya, makanya dia memilih untuk menghubungi saya secara langsung.

Di akhir percakapan, dia berkata

“Maaf kalau ganggu ya. Maaf karena sampai harus nelpon.. Salam untuk keluarga.”

lalu saya bertanya dlam hati “maksudnya?”

“mungkin krna dia tiba2 menghubungi sy, dan dia tau kapasitas dia di hidup sy ini apa. Terlebih lagi kami sadar posisi kami. So ya, salam untuk keluarga.”

Batas.

Mungkin ini yang disebut “mengerti batasan”, saya dan dia sempat tidak berjarak, saya dan dia pernah berjalan bersama sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri. Sejak itu, hubungan kami memang baik-baik saja,

tapi ya..

kami memiliki batas.

Sebuah garis tidak tampak yg kami sendiri tidak pernah berusaha mendobraknya. Tidak menjadi “sok akrab” tidak pula bermusuhan. Kami berjalan dalam koridor khayal kami masing2, hidup kami dijalani berdampingan tapi tidak bertemu di sebuah transisi kebetulan yang sebenarnya sudah direncanakan.

Kami menjalani hidup seperti layaknya dua anak manusia yg dulu pernah penuh cinta, tapi sekarang hanya sekedar cerita.

Sejauh ini, dia belum pernah mengecewakan saya, mendadak masuk dengan maksud menghancurkan dinding khayal tersebut. Sayapun tidak pernah punya rencana untuk memasuki kembali hidupnya bahkan untuk sekedar menjadi teman.

karena itu tadi,

secara tidak sadar,

kami membangun dinding khayal antar kami, dinding yang tidak ingin kami dobrak.

Dinding yang kami biasa menyebutnya “batasan..”

Selasa, 16 Agustus 2016

Tebus Indonesia Kita

Apa menurut kalian arti merdeka?

Sudah tidak ada lagi perang..?

Sudah tidak ada suara desingan peluru, suara meriam..?

Sudah bisa makan enak..?

Sudah bebas dalam kerusakan..?

Inikah merdeka..?

Para pahlawan berjuang untuk bisa merdeka dari penjajah bukan semata ingin lepas dari peperangan, mereka ingin agar Indonesia bebas mengurusi urusan nya sendiri, bebas dari kerja Rodi, bebas dari intimidasi negara lain.

Apakah cita2 para pahlawan bangsa ini sudah tercapai?

You know lah..,

Setiap ngomongin Indonesia lebih dalam pasti rasanya miris banget. Entah kenapa ya, saya cinta banget sama negeri ini, tapi saya ngerasa tidak banyak hal yang bisa saya lakukan buat bangsa saya sendiri. Bingung aja, bangsa ini terlalu luas dan terlalu indah sebenarnya (dalam segala hal).

Apa rasanya tinggal di rumah yang statusnya digadaikan, dan lebih gilanya lagi kamu tidak tau gimana cara nebusnya, berapa tebusannya dan kepada siapa kamu harus bayar? Bukan mau sok dramatis, tapi itulah yang saya rasakan tinggal di Indonesia (seharusnya) rumah kita tercinta.

Kalau ini rumah kita, kenapa ada banyak hal yang tidak bisa kita lakukan didalamnya karena katanya itu sudah bukan hak tuan rumah lagi? “Jangan sentuh meja itu, sudah dibayar si anu” atau “Jangan pakai kamar yang itu, sudah milik si itu” Ga asyik banget.

Terus yang bisa kita lakukan apa?

Lets start simple.

Kalau menurut saya, hal yg paling simpel melakukan perubahan yang diawali dari diri sendiri.

Bantu produk2 lokal untuk bisa berdiri sejajar dengan serbuan brand2 luar yang punya kontrak dengan pabrik disini dan memperlakukan karyawannya dengan tidak layak.

Banyak pabrik Indonesia yang memproduksi produk pakaian dan sepatu untuk brand ternama (Nike, Adidas, GAP dll) GAP adalah yang terbesar jumlah produksinya menurut John Pilger dan membayar karyawannya sangat rendah, tanpa lingkungan dan fasilitas kerja yang memadai.

Mereka bekerja bisa sampai 18 jam sehari saat kejar target ekspor di ruangan beratap rendah tanpa AC/ventilasi. Tidak boleh ambil libur, dan tidak pernah diberitahu hak2nya oleh perusahaan. Serikat buruh kitapun belum sekuat dan disegani seperti di Eropa misalnya. Bayangkan, untuk sepasang sepatu lari seharga Rp.1.299.000 pengerjanya hanya dibayar kurang dari Rp.30.000 perhari.

Seandainya brand2 lokal bisa sebesar mereka. Jutaan pekerja bisa tertampung, dan bekerja untuk sebangsanya sendiri dan saya berharap akan diperlakukan jauh lebih baik dari sebelumnya. Asal kalian tau, sebagian produk2 internasional, termasuk yang kalian beli saat kalian jalan2 diluar negeri, dibuat di Indonesia oleh buruh saudara2 sebangsa kita yang dibayar sangat murah.

Ayo besarkan karya2 lokal, paksa dunia membeli produk kita karena kita bagus! Ayo tebus lagi bangsa kita supaya anak cucu bisa lahir di negara tak berhutang.

Saya tdk munafik, saya juga masih punya dan masih tetap membeli produk2 brand luar karena faktor kebutuhan. Tapi saya lebih memprioritaskan produk lokal, dan selalu berusaha untuk bantu mempromosikan produk lokal yah walau hanya sebatas pelaku UKM.

"Berubahlah maka keadaan disekitar pasti akan ikut berubah" dan yang pasti perubahan ke arah positif.

Jangan bangga membabi buta dengan nasionalisme sempit. Bangga jadi lokal bukan berarti kamu diharamkan menggunakan bahasa Inggris/asing. Realistis aja, satu planet ngomong pakai bahasa itu. Justru kita taklukkan mereka dengan bahasa mereka sendiri.

I’m Indonesian, man! And I’m proud

71st Independence Day, God bless Indonesia

MERDEEEEEKAAA........!!!!!

Rabu, 03 Agustus 2016

selamat ulang tahun, teruntuk lelaki pertama yg kukenal

Teruntuk lelaki pertama yang kukenal dalam hidupku... Saya tahu, sy bukan orang  spesial pertama yang hadir di dalam hidupmu. Karena beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum sy di lahirkan, kamu sudah memiliki sosok yang menempati posisi itu di hatimu.. ya, dialah sosok wanita luar biasa yang melahirkanku untuk bertemu denganmu.

Teruntuk lelaki yang namanya kulafalkan pertama kali.. saya tahu, saya bukan orang pertama yang kau lafalkan namanya. Karena beberapa tahun sebelum saya hadir, kau telah melafalkan sebuah nama di depan penghulu untuk menjadi pendamping seumur hidupmu.. dialah sosok wanita anggun dan mempesona yang mempertemukan kita.

Teruntuk lelaki terbaik seumur hidupku.. Apa kau sadar bila selama dua puluh empat tahun hidupku, saya tak pernah berucap satu pun kata sayangku padamu secara langsung? Yah.. Salah satu hal manusiawi yang kumiliki adalah gengsi, terlepas dari sikap yang sama, yang kuwarisi darimu. Sikap gengsi begitu melekat pada diriku meski sudah dua puluh empat tahun kita bersama.

Teruntuk lelaki yang kupanggil ATTA..  Saat kamu membaca ini, tolong maafkan saya yang tetap memelihara sikap gengsi ini meski itu padamu.

Atta, sy masih ingat jelas tentang kalimat yang mengatakan:

"Kadang seseorang yang sangat menyayangimu adalah seseorang yang paling susah mengatakan betapa ia menyayangimu, berbeda dengan yang sering mengumbar perasaannya padamu."

Kalimat ini masih tertanam jelas di dalam memori tentangmu. Dan harus kuakui itu benar adanya, ta.

Seberapa besarnya rasa sayangku padamu, saya tak pernah bisa mengungkapkannya dengan mulutku sendiri. Padahal hatiku sungguh menyayangimu, hampir sama besarnya dengan kasih sayangmu kepadaku meski kasih sayangku ini masih tak bisa mengalahkan cinta dari seorang ayah ke anaknya.

Teruntuk kamu.. Kali ini kuberanikan diri untuk menuliskan ini kepadamu.

Sekedar mengingat setiap memori indah yang kita lewati bersama tanpa pernah kau menyakiti hatiku.

selamat ulang tahun atta.

Bahkan dihari ini saya gagal membuatmu bahagia.



Maaf atta suprisenya gagal, sebenarnya saya sudah merencanakan semuanya tapi entah bagaimana bisa gagal. 

Selamat ulang tahun atta. terima kasih sudah menjadi satu-satunya orang yang pelukannya bisa melunakkanku.

Saya minta maaf. Atta tidak seharusnya bilang terima kasih. Saya belum kasi apa-apa. doakn saya jadi anak rajin ta, tekun dan bijaksana. doakn saya bisa berprestasi supaya bisa jadi anak yang membanggakan keluarga seperti atta. 

semoga atta panjang umur, sehat selalu, bahagia selalu dan semangat selalu.

Amiin 😇

Jumat, 29 Juli 2016

Pokemon ohh Pokemon

Trend Pokemon GO yang beberapa bulan ini mewabah sempat membuat saya super jengah. Bayangkan ada permainan yang mengharuskan kita untuk berpindah dari suatu tempat ketempat lain hanya untuk menangkap benda visual..,


Mencari pokeball, potion, revive, egg, dan legendary pokemon. Nongkrong berjam2 yang terkadang bukan hanya satu pemain tpi bahkan berpuluh2 pemain di Pokestop dan Gym ..

Beberapa kali saya menyalurkan kejengahan saya akan permainan ini, dimana saya tidak merasa seantusias saat pertama kali memainkan Lets Get Rich maupun Clash of Clans di gadgetku, membandingkan rare dan legendary pokemon yang super langka dengan pokemon biasa. Atau mencoba mencari di mana letak menariknya mengoleksi pokemon tersebut.

Kejengahan tersebut berlangsung hingga pada saat kemarin usai sholat jumat. Tidak biasanya, dimana mayoritas jamaah msi tinggal di pelataran masjid sibuk dan asyik menggenggam gadgetnya. Awalnya kelelahan saya akan permainan ini saya salurkan di obrolan ringan dengan teman, tapi lama kelamaan ada satu hal yang membuat saya terperangah kagum..

Bukan, bukan keunikan memainkan pokemonnya.
(Iya saya masih susah melihat di mana letak asyiknya memainkan pokemon itu)

Tapi….
obrolan hangat mengenai permainan Pokemon GO.

Kalau ditanggapi negatif sih pasti bakal bilang ngga sopan banget ke masjid cuma buat nyari pokemon. Tapi kalau mau sedikit menanggapi positif, yaa lumayan lahh. Minimal sudah mau pergi ke masjid. Udah tau tuh dalamnya masjid kyak gimana *ehh

Siapa tau yang awalnya cuma mau nyari pokemon, karena keseringan ke masjid jadi senang sholat berjamaah, saya sih berharap smoga pokemon ini bisa jadi ashbab orang jadi hobi ke masjid. Lebih2 jdi kecanduan sholat berjamaah di masjid.., who knows??

Yah asal jngan sampai pokemon membuat melupakan sholat sih..,

Jadi beberapa kali ketika saya sedang makan di warung sederhana dekat rumah, ada saja orang yang berkumpul sembari mengebul tembakau. Setiap obrolan yang tercuri oleh saya, hampir selalu mengenai Pokemon GO. Kadang, datang orang baru, ntah pelajar, mahasiswa, pekerja, dari anak2 sampai org dewasa, siapapun yang asik mamainkan gadgetnya, lalu obrolan kembali mengalir. Hangat. Bersahabat.

"Main Pokemon GO juga, Pak?"
"Dapatnya dmana?"
"Cara mnaikkan CPnya bgaimana?"
“"Tricknya dong"
"bla...bla...bla..."

Obrolan yang diawali oleh rasa ingin tau tanpa menilai apakah pokemon itu langka atau tidak, membandingkan pokemon satu dngan yg lain, apakah ada trik memainkan pokemon. Obrolan yang seringnya diakhiri dengan
“Kopi, Pak?”

Pernah suatu kali, saya menemani teman saya berbelanja ke minimarket, temen saya ini juga memainkan Pokemon GO di gadgetnya. Ketika membayar dan didapati petugas kasir jg memainkan Pokemon GO, temen saya lngsung menyapa dengan “Pokemon juga Pak? Level berapa?” Petugas kasir yang tadinya bermuka masam ngantuk, langsung tersenyum ramah dan menjawab
“Iya mas, bru awal.., hehe”

Singkat. Padat. Bersahabat. Hangat.

Trend Pokemon GO mungkin tidak merambah mereka di pergaulan yg menghabiskan segelas wine di bar. Trend Pokemon GO juga mungkin tidak menjamah mereka yang mengeluarkan uang 100 ribu sehari untuk kopi di Coffee Bean maupun di Starbuck. Untuk mereka yang berganti Macbook setiap keluar. Atau untuk mereka yang menghiasi pergelangan tangan dengan Panerai.

Tapi kehangatan ngobrol antar pemain Pokemon GO justru yang mahal, yang bahkan lebih mahal dari Samsung Galaxy S6 Edge+, yang lebih berharga dari iPhone 6 Plus.

Pada akhirnya saya melihat trend Pokemon Go sebagai simbol khas ngumpul Indonesia, keramahtamahan dan kultur ngobrol ala orang Melayu. Sebuah budaya yang justru sudah lama menghilang tergantikan oleh sibuknya individualisme masyarakat perkotaan.

Ah, ternyata melihat hanya dari 1 sudut pandang tak lekas membuat tajam. Banyak hal menarik bila kita sedikit mau membuka pandangan dan melihat sesuatu dari sudut lain.

Selamat mencari pokemon..!!!

Selasa, 10 Mei 2016

Tentang Memilih Jalan Hidup

Memiliki orangtua pintar memang berkah tersendiri sih.., Melihat track record Atta (ayah saya) di profesinya yang sekarang juga ketika masih bersekolah memang begitu cemerlang.. Saya tau itu dari Ibu, keluarga jg kerabat2 dari mereka. Lega? iya, karena sejak dulu saya tau saya punya sosok Atta yg bisa saya andalkan kalau-kalau saya tidak mengerti mengenai pelajaran sekolah..,


Sebentar, saya mau bercerita mengenai diri saya terlebih dahulu. Saya ini adalah pelajar biasa-biasa saja dari segi akademis. Saya tidak pernah maju dipanggil guru untuk mendapat penghargaan, sayapun kurang menyukai berada di kelas untuk memecahkan masalah menggunakan rumus. Waktu yang paling saya tunggu ketika sekolah hanyalah waktu istirahat dan waktu pulang.

Namun, didikan orang tua saya adalah ‘bertanggung jawab’, artinya saya harus tetap lulus dari sekolah dengan nilai baik. Terakhir saya cek di ijazah sih, rata-rata 8.8 berhasil saya dapatkan.

Hal tersebut berlanjut hingga saya kuliah. Jurusan saya adalah minat saya sendiri, tapi sebagai seorang pelajar yang sadar diri dengan kemampuan akademis yang cenderung tidak super cemerlang, saya lebih memilih menjadi mahasiswa santai tapi serius. Saya tidak pernah mengejar kesempurnaan cum laude. Saya menolak ikut remedial bila mendapat nilai B di mata kuliah berat. (saya menolak remedial untuk mata kuliah pemprograman visual delphi dan berujung nilai C di KHS akhir, iya saking susahnya untuk saya…)

Saya memilih menjadi mahasiswa santai. Datang beberapa menit sebelum kelas dmulai, keluar tepat setelah kelas selesai. Berkumpul dengan geng selepas kelas, main ke kantin di tengah mata pelajaran membosankan. Mengikuti berbagai kegiatan di luar kampus yang tak ada hubungannya dengan jurusan dan sibuk nongkrong.

Saya lulus bukan sebagai mahasiswa terbaik, boro2 maju ke dpan karena dianggap sbagai mahasiswa brprestasi, bahkan foto saya ketika tali toga dipindahkanpun tak ada dokumentasi. Tapi saya tau kewajiban saya, nilai KHS saya tidak buruk kok, setidaknya untuk syarat administrasi pendidikan diluar sana semua bisa saya lampaui. Untuk ditunjukkan depan calon mertua pun tidak memalukan.

Ya.. Intinya sih, saya ini adalah anak dengan kemampuan akademis biasa2 saja yang jauh dari cemerlang apalagi jenius.

Sebelum dilanjutkan, saya mau cerita mengenai seorang kenalan saya, sebut saja dia Andy. Andy ini 2 kali tidak naik kelas di sekolah. Iya, bukan sekali, namun 2 kali. Lulus SMA dengan susah payah, Andy melanjutkan kuliah di salah satu universitas swasta di Makassar, mengambil mata kuliah Pariwisata. Dengan susah payahpun, akhirnya dia lulus dari kampus tersebut.

Tapi percayalah, Andy adalah satu dari kenalan yang sangat saya kagumi kepintaran dan wawasannya. Andy bisa bercerita 24 jam penuh mengenai banyak hal, mengenai sepakbola, mengenai mimpi, mengenai sejarah, mengenai isu politik, mengenai faham dan dialektika, mengenai dunia, mengenai hampir apapun kecuali akademis.

Andy hanya memiliki 1 kekurangan, dia tak sanggup mengikuti pelajaran ilmu pasti dan semua cabang ilmu yang diajarkan di bangku sekolah formal. Bukan saja karena dia tak mau, tapi juga karena dia tak bisa.

Lalu, Andy jadi apa?
Andy hari ini adalah Travel Blogger, dia memilih karir sesuai yang dia inginkan dan jauh dari sisi akademis ilmu pasti. Dia jauh lebih mapan dari kakaknya yang seorang PNS. dan yang membuatku iri Andy setiap minggunya nonton bareng match Manchester United bersama fans MU di kota yg berbeda. Sosoknya juga sering wara wiri di berbagai artikel wisata. Hebatnya, Andy beberapa kali didaulat sebagai pembicara di beberapa forum universitas ternama di Makassar. Bisa bayangkan ada seorang dengan nilai akademis super jelek mengajar anak-anak dengan nilai akademis super baik?

dan yang terpenting, dia bahagia.
Dia tidak gagal.
dan dia tidak bodoh.

Kembali ke diri kita .
Apabila suatu hari nanti didapati saya tak sepintar orangtua saya dan memilih menjadi mirip Andy yang suka sekali hore-hore, sy pastikan saya bukan gagal. Pintar secara akademis itu penting, tapi ada yang jauh lebih penting lagi..

Tumbuhlah menjadi anak yang bahagia, bebas dan merdeka. Kita tidak boleh memiliki perasaan terkekang melihat profesi orangtua kita. Tidak terbebani oleh puja puji orang-orang terhadap orangtua kita

Jadilah seorang anak yang merdeka. Dan pastikan akan menjadi apapun yang kita mau, sejauh kita bertanggung jawab dan bisa menjelaskan secara sempurna mengapa kita memilih jalan itu.

Jadilah anak yang tumbuh tanpa beban dan bayang-bayang orang tua, tak apa tak dianggap pintar, yang terpenting bukan seberapa pintar nilai di atas kertas, tapi seberapa kaya kepala akan pengetahuan, hal umum juga pemikiran berkembang.

Bukan nilai di atas kertas yang akan menjadi penentu, tapi bagaimana kita bisa bermanfaat bagi sekitarnya.
Bagaimana kita bisa berdiri tegap tentang apa yang kita pilih,

Walau kita tak mirip , Ayah maupun Ibu kita..

Minggu, 17 April 2016

selamat tinggal dan selamat datang 23

Baru sempat menulis ini. Sebuah review perjalanan di usia 23.

Usia 23.
Berbagai ucapan sudah mulai masuk ke gadgetku hari itu, tak sedikitpun raga ini tergugah ingin melihat atau merayakan pergantian usia. Ku lihat jam tangan yang kebesaran berwarna abu2 yang melingkar di lengan kiriku. "beberapa menit lagi," gumamku.

Ku putuskan untuk menutup laptop dan membuka selimut, berharap tidak ada on call..

Tak ada perayaan istimewa, tak ada apapun. Yang ku ingat hanya sujud dengan tangis sedih pada shalat fardhu dan sunahku.

Ah, pesimis aku akan umur yang akan segera ku lalui.


15 April, 23:45 WITA

"beberapa menit lagi.." Gumamku, seraya melihat jam tangan besi yang pas dan sempurna di lengan kiriku. Menghitung mundur menitnya..

3.. 2.. 1..
Peluk dan cium. Kontras dengan jam yang sama tepat setahun sebelumnya.
Untuk sebuah perjalanan dan keputusan nekat yang sy ambil di usia 23.

3.. 2.. 1..
Terima kasih Tuhan..., masih mengizinkanku untuk mencapai angka 24..,

Usia 23.
Pernah benar-benar pasrah akan keputusan Tuhan..,

Pernah benar-benar menyerahkan diri atas semua hal yang akan terjadi kedepannya..,

Pernah menjalani hidup hanya menjalani apa yang disuguhkan tanpa berharap membuat cerita yg baru..,

Pernah apatis dengan cinta,
Merasa tidak akan sanggup jatuh cinta segila yang dulu sempat dirasa kepada seorang di masa lalu..,

Pernah berfikir bahwa langkah selanjutnya yang nanti apabila dilakukan hanyalah untuk penyempurnaan kehidupan..,

Pernah mengangkat telunjuk tinggi ke langit dan menyumpahi atas semua keputusan bodoh yang diambil sendiri..,

pernah meragukan semesta..,

Itu bulan pertama saya di usia 23.
Dan kamu datang. Mewarnai sisa hariku dan membangkitkan rasa percayaku akan masa depan yg indah..,



Makasiih untuk kamu..,makasih untuk stiap tawa kecilnya, makasiih untuk kebahagiannya, makasi untuk pendewasaannya, makasih untuk prhatiannya, makasih untuk nasehatnyaa, makasih untuk kegilaanya, makasih..makasih..makasih.., skali lagi terima kasih sudah membuat 23 ku lebih berwarna..,


 tik tok tik tok tik tokk...

17 April , 23:50 WITA

Ohh iya beberapa menit lagi kamu memasuki usia 23, usia yang saya tinggalkan kemarin.., Selamat datang untuk 23nya kamu.., smogaa panjang umur, murah rezky, bertambah dewasa dan menjadi anak yang taat pada Allah juga berbakti pada Orangtua, wish U all the best aja dehh pokoknya. Smoga 23nya juga jauh lbih berwarna yaa.., Amin 

Sabtu, 05 Maret 2016

mencintai dulu baru memiliki...

Post ini sy tulis untuk membahas tentang suatu pernyataan yang menjadi pertanyaan didiri saya.

Kemarin, saya terlibat obrolan via BBM dengan teman lama saya, sebut saja namanya Nhii. Obrolan kami cukup serius mngenai kedekatannya dengan seorang pria.

Jika saya bisa menyimpulkan, akhir dari chat kami adalah mengenai pria tersebut berharap status ikatan dengan Nhii. Tapi Nhii menolak karena dia tak bisa untuk memiliki sebelum mencintai, dan menurut Nhii hubungan itu bukan untuk sekedar coba2.

Memang sih cinta itu ngalir karena terbiasa. Ntah terbiasa bersama, atau terbiasa karena memang tidak punya pilihan untuk memiliki yang lain.

Banyak kasus di luaran sana yang memang cinta karena sering bersama, ya semacam cinta lokasi gitulah.

itu kasus yang berakhir menyenangkan,

tapi bagaimana jika,

justru kita memutuskan untuk memiliki dulu dengan harapan bisa cinta di kemudian hari?

hmmm.

Sepaham dengan Nhii dan agak berkebalikan dengan banyak orang, saya cenderung orang yang memilih untuk menyenangi dulu baru kemudian memilih untuk memiliki. Implementasi hal ini bisa ke berbagai kasus, dari mulai pembelian barang hingga urusan cinta.

Sebut saja ketika membeli sepatu, saya cenderung membeli apa yg benar2 saya sukai. Meski sepatu yang sy senangi harganya sedikit mahal dari kemampuan sy, tapi saya lebih memilih menabung lebih lama dibanding membeli yang tidak disukai dengan harapan “ah lama2 juga suka”, yang bisa jadi berujung lebih boros karena saya menyesal udah beli.

Itu sepatu, begitupun dalam pembelian benda lainnya terutama untuk benda yang lumayan merogoh tabungan. Saya enggan untuk memaksakan membeli barang yang sy tidak terlalu suka dan lebih memilih usaha lebih keras untuk memiliki hal yang saya benar2 suka.

Kenapa? alasannya sederhana.

Ketika saya memiliki hal yang benar2 saya suka, sy akan mencintai brang itu dengan sepenuh hati saya.

Saya senang memilikinya, saya senang memandangnya. Saya puas dibuatnya.

Setiap saya melihat dan memakai barang yang benar2 saya suka, saya merawatnya ekstra. Saya bangga memakai dan menunjukkannya kepada orang2.

Simpel kan analoginya?

lalu, bagimana dengan cinta?

bagaimana bila ternyata pikiran “ah, lama-lama juga cinta lah” justru malah berujung penyesalan karena dari awal sudah naif berpikir bahwa cinta itu pasti tumbuh karena intensitas pertemuan. Cinta bisa tumbuh karena seringnya pertemuan, tapi tidak bisa dipaksakan tumbuh cuma karena terus bersama.

Cinta itu hal yang dibiarkan tumbuh dan mengalir, mungkin cara salah satunya dengan seringnya bertemu. Tapi saya percaya, cinta tidak semurah itu untuk tumbuh dan bersemi karena paksaan berawal dari ikatan.

Ketika ikatan diawali oleh ketertarikan yang berujung saling jatuh cinta, maka hari akan terasa lebih ringan. Bahagia menjalani dengan orang yang memang ingin kita miliki sehidup semati, bukan belajar bagaimana untuk bahagia menjalani dengan orang yang baru2 ini masuk ke kehidupan kita dan tidak dapat kita ubah lagi.

Cinta membuat semua terasa lebih indah. Klise. Puitis. Norak. Tapi nyata.

Ikatan itu hal besar,

penting untuk mengenal, suka dan mencintai lebih dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk memiliki dan mengikatkan diri

Ingat saja, cinta tidak semain-main itu.

selamat memilih!

Selasa, 23 Februari 2016

pilihanku untuk berdoa pada Tuhan..,

“Ayah,  minta uangg….”
“Buat apa, Nak? Berapa?”
“Minta uang pokoknya, Ayah….”
“Iya berapa? Untuk apa?”
“Aduh Ayah, aku minta uang..”
“Iya Ayah kasih, tapi berapa, untuk apa?”
“Malibuu! Mau beli esklimmmmm..”
“Ohh.. lima ribu, buat beli es krim, kalau minta yang jelas dong.. Nih..”
“Horeee. Makasih Ayah..”

Dialog yang kerap terjadi bukan? Atau mungkin pernah berada pada situasi di mana ada org meminta sesuatu padamu, tpi karena tidak terlalu jelas akhirnya malah kmu abaikan atau km tunggu hingga permintaannya cukup jelas untuk kamu kabulkan..

Pernah?

Bagaimana jika ku ganti apabila objek yang diminta adalah… Tuhan?

Ada 2 tipe jenis orang yang berdoa, yang pertama adalah mereka yang memilih untuk berdoa secara umum dan pasrah mengenai apa yang diberikan asal yang terbaik, tipe kedua adalah yang memilih untuk meminta secara detail apa yg diinginkan.

Saya termasuk tipe kedua.

Ketika berdoa, saya lebih suka menjelaskan detail kepada Allah mengenai apa yang saya inginkan. Jelas dan cenderung bertele-tele juga panjang. Memang dengan seperti itu, kemungkinan kecewa akan lebih besar karena apabila tidak dikabulkan artinya semua doa kita bukan yang Tuhan mau. Tapi sy selalu percaya, jika kita beriman, Tuhan pasti memiliki jalan yang lebih baik yang hambanya tidak tau.

Tuhan itu penuh misteri, tapi sy tau, Tuhan penuh romantisme. Saya yakin sebagai orang beriman, Tuhan senang dipuja, Tuhan senang dipuji, dirayu dan diminta dengan manis. Maka begitulah caraku berdoa sesuai keyakinanku. Ku puja Ia, ku sapa Ia dengan panggilan yang baik, ku rayu Ia. Seperti seorang anak kecil yang merengek lolipop ke ayahnya, seperti seorang kekasih yang meminta pujaannya agar tersenyum kembali.

Sebagai seorang yang menganut satu agama, agamaku mengajarkan bahwa janji Tuhan adalah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia, lalu mengapa lantas manusia menjadi takut meminta dan berdoa hanya karena takut doanya tak dikabulkan, atau lebih parah terjadi hal paling buruk dalam hidupnya? Yakini saja, imani saja, Tuhan sayang hambanya, dan Tuhan itu maha pemurah, terutama bagi hambanya yang meminta.

Kebiasaanku berdoa dengan detail sejauh ini tak pernah mengecewakanku. Walau terkadang, jawaban dari doa-doa yang terpanjat membutuhkan waktu dan kesabaran, tapi Tuhan tau betul mana waktu yang paling tepat. Saya juga tumbuh sebagai manusia yang percaya, bahwa semua doa yang terpanjat itu sudah aman di genggaman Tuhan dan di waktu yang tepat satu persatu doa-doa tersebut akan kembali pada pemiliknya.

Keajaiban doa.
Terlalu banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupku. Terlalu banyak doa2 yang telah dikabulkan, Tuhan memang Maha Pemurah, bahkan untuk hambanya yang sesekali lalai mendirikan perintahnya.

Yah, tampaknya keputusan untuk memilih berdoa secara detail sudah paling pas untukku.

Karena kadang Tuhan dan selera humornya datang tanpa permisi. :))

Rabu, 17 Februari 2016

nikmati masa sekolahmu..

Kangen ga masa dmna kita lari-lari karena takut gerbang sekolah keburu ditutup..,

Kangen kalau ada razia diomelin guru karena tdk pake sepatu hitam & seragam ketat kekecilan..,

Kangen nyari2 alasan buat keluar kelas (biasanya ke kamar mandi, trus balik kelas pas jam pelajaran sudah mau habis)..,

Kangen brdiri di barisan blakang saat upacara karena atribut ga lengkap..

Kangen ngerjain PR di sekolah dan satu catatan dijadikan contekan masal..

Kangen ketiduran di kelas sampe ditegur guru trus ada temen cewe yg suka pake kerudung buat dengerin lagu pake headset kalau guru yg gak asyik lgi nerangin..,

Trus ada siswa cowo yg sembunyi2 ngerokok di tempat sepi (biasanya d toilet), dilabrak rame2 sm kakak kelas, atau sok2an labrak adek kelas biar dibilang keren, kisah kasih di sekolah, nongkrong ke kantin pas jam kosong, remedial waktu nilai ulangan jelek, minta tugas tambahan untuk perbaikan nilai, pura-pura jdi anak baik supaya dapat nilai afektif bagus diraport, dan masiiiiiiih banyak lagi.

Waktu SMA, guru2 yg ngejar kita. Kalau tidak ikut ulangan atau ujian langsung disuruh ikut ujian susulan.

Di dunia kuliah,
Mahasiswa yg harus ngejar dosen, karena mahasiswa yg butuh dosen. Dosen nggak mau ambil pusing.

Kalau mahasiswa nggak datang, tinggal dikasih nilai seadanya sesuai kelakuan. Di SMA yg malas masih dinaik kelasin, di kuliah yg males ditinggalin.

Di skolah, guru yg nyamperin murid dari kelas satu ke kelas lain. Muridnya cukup diem, nyiapin alat tulis. Bahkan udah segitu mudahnya pun, masih aja ada yg males.

Kalau kuliah mahasiswa yg mesti pindah2 kelas ngikutin dosen di ruangan mana. Tiap hari yg ada ya pemandangan slide berganti slide sbagai bahan pembelajaran dikelas, ujiannya jelek ya tinggal pasrah, telat masuk kelas ya terpaksa ngerelain jatah absen.

Mondar-mandir ke perpus cari bahan referensi buat tugas makalah, mondar-mandir nyari jadwal kelas dmna, UTS, UAS, tugas, presentasi, tiada hari tanpa power point.

Sirik sm temen itu biasa, gak peduli mereka mau kuliah atau cuma setor muka, bodo amat sm temen yg lgi ngulang dikelas junior.

Uang jajan mulai menipis ya nikmati aja. Salah2 cari pacar malah bikin hari2 tambah nista, salah2 atur jadwal kuliah malah bnyak ngulang bareng adek junior.

Apes adalah makanan sehari2. Apalagi saat bertempur di medan skripsi. Gak kuat iman, rasa2nya mau bunuh diri. Banyakin stock sabar, hati besi, mental baja.

Makin akhir kuliah, makin susah ketemu teman. Pertengahan semester susah ngumpul alasannya bnyak tugas, semester akhir alasannya karena skripsi.

Setelah lulus, janji2 tetap ngumpul tinggallah wacana belaka. Udah lulus makin susah buat ngumpul, alasannya sibuk kerja. Belum lgi kalau sudah ada yg berkeluarga. Ujung2nya, sampe tua itu ngumpul nggak jadi2.

Tanpa kita sadari, atau mungkin sebenarnya sudah sadar cuma nggak terlalu kita pedulikan, bahwa ada satu tempat, lebih tepatnya satu fase kehidupan yg begitu surgawi.

Begitu mudahnya kebahagiaan dirasakan pada fase itu. Ya, fase itu adalah masa sekolah, khususnya masa SMA.

Adek2 yg skrg msh SMA pasti banyak yg blg "sy pngen cpat lulus, pngen cpat kuliah!"

Emang kuliah itu mudah..?? Kalian bakal ketemu bnyak tman yg dtang kalau ada butuhnya aja, bakal kesal kalau ada dosen yg tiba2 tdk dtang pdhal udah nunggu bbrpa jam, bakal ketemu dosen yang baik tau2 dpt nilai C, ketemu dosen yg galak tpi dpat nilai A, siap tdak tidur seharian demi tugas & sediakan jurus pasrah saat hari libur ada kelas pengganti.

Kalau kalian nanti udah seumuran saya, sudah lulus SMA, sudah lulus kuliah, sudah ngelewatin masa dmna ngeliat sosial media isinya banyak postingan teman tntang pernikahan, akan ada saatnya km blang "Eh, rasa2nya sy kangen pngen balik lgi ke jaman SMA".

Mau baik ataupun buruk tetap itu adalah masa yg paling ga bisa dilupakan. So, buat adik2, gunakan masa2 sekolah kalian dgan having fun breng temen2, masa itu gak akan pernah balik lagi..!!

Nikmati hari2 sekolah seperti remaja sewajarnya, manfaatkan waktu dngan hal2 yg ba ik, jngan terlalu hedonis, msih sekolah tidak usah neko2 kebanyakan gaya, pinter2 jaga diri, jaman sekarang kebebasan jdi kebablasan, jngan pula bnyak mengeluh ini itu, ingat selalu perjuangan org tua mati2an memberi pendidikan terbaik untuk anaknya.

Ketika kalian sudah ngerasain suka dukanya di perguruan tinggi itu seperti apa, dan sudah ngerasain perihnya jatuh bangun cari duit sendiri itu bagaimana, ketika itu pulalah kalian akan betul2 mengerti kenapa kalian perlu belajar keras & serius saat kalian masih duduk di bangku sekolah. Berjuang tidak semudah yg kalian kira dek. Kalian harus punya banyak tabungan mental yg cukup kuat dan ilmu pengetahuan yg sangat luas. 

dedication to my school friends *bighug*