teks

"Terkadang ada kesenangan yang ingin dibagi, sesekali kesedihan ingin dimengerti, suatu saat ada pula resah yang ingin berkisah"

My Social Media

alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Recomendasi Iklan

Sabtu, 16 Mei 2015

menerawang jauh

Beberapa waktu belakangan ini, entah kenapa, saya seperti merasa begitu dekat dengan kematian.
Kadang saya berfikir, Iam still 23, dan masih jauh sekali dengan kematian, saya akan mati karena tua.
Namun, saya sadar bahwa saya salah, bahwa Allah bisa mengambil saya kapanpun Allah mau.

Siapkah saya ?
Apa yang sudah saya berikan untuk Allah ?
Amalan apa yang sudah saya lakukan sepanjang saya hidup ?

Dan saya tertegun,
Bukannya saya tidak takut mati.
Tapi saya tidak siap untuk mati, malah saya takut untuk hidup tapi jauh dari Allah.

Kadang saya berfikir lebih jauh lagi,
Seperti apa rasanya mati ? atau seperti apa saya mati ?
Dengan cara apa saya mati ?
Dimana saya mati ?
Siapa yang sedih saat saya mati ?
Siapa pula yang tertawa saat saya mati ?
Apa banyak yang datang? Apa ada yang datang?
Apa yang mereka bakal bilang tentang saya?
Apa kenangan yang mereka inget tetang saya?
Apa ada yang rela nyetir jauh-jauh dan susah-susah parkir, untuk ngeliat saya untuk terakhir kali ya?
Apa iya, ada?

Kadang saya merasa, kematian adalah topik yang sensitif untuk kita.
Sesuatu yang “ada” tapi selalu kita deny keberadaannya.
Living is constant denying for death.

Kematian itu kekal, justru saat kematian itu menjemput, disitulah dimulai hidup kita yang lebih kekal dan tak lagi fana,
Namun mengapa saya begitu takut untuk mati ?
Mengapa saya selalu dihantui dengan perasaan tidak kuat atau sedih untuk ditinggalkan orang-orang disekitar saya ?

Kita makan, kita bercanda, kita karaoke, kita jatuh cinta. We forget about death. We are too busy with our distraction. But it is there. And when it hits, it hits hard.

Dan sebenernya yang saya inginkan adalah,
I want more to die special, than live special . .

Seketika saya sering merasa orang paling kecil di dunia.
Raga ini bisa dengan mudah diambil dan direnggut paksa oleh kematian.
Tiupan lilin ulang tahun mengindikasikan hidup yang semakin pendek dan menanti untuk berakhir.
Setiap tarikan nafas adalah satu tarikan nafas lagi untuk mendekati kematian.

Saya ingin saat suatu saat nanti kematian itu datang menghampiri saya.
Dimana saat nisan itu tertulisa nama saya.
Orang bisa merecall kembali masa-masa itu.
Bisa tersenyum bangga atau mungkin kembali menangis sedih . .

Yaa, saya mau itu . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar